Kamis, 15 Agustus 2024

Projek Gabungan IPA dan SBK Kelas 8 MTs Muhammadiyah Bantul: Mengenal Kearifan Lokal Melalui Penanaman Ubi Jalar

Bantul, 15 Agustus 2024 - Siswa kelas 8 MTs Muhammadiyah Bantul mengadakan kegiatan penanaman ubi jalar sebagai bagian dari projek gabungan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) pada tanggal 15 Agustus 2024. Projek ini bertujuan untuk mengenalkan kearifan lokal kepada siswa melalui pendekatan pembelajaran yang integratif dan praktis.

Kegiatan ini dilaksanakan di halaman sekolah, di mana siswa diajak untuk memahami lebih dalam tentang pentingnya tanaman ubi jalar dalam budaya lokal serta aspek ilmiah di balik proses pertumbuhan tanaman ini. Melalui pembelajaran IPA, siswa mempelajari tentang struktur tanaman, fotosintesis, dan cara merawat tanaman agar tumbuh subur. Sedangkan melalui pembelajaran SBK, siswa dikenalkan pada konsep-konsep kearifan lokal dan bagaimana seni serta budaya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pertanian.

Kepala sekolah MTs Muhammadiyah Bantul, Bapak Ma’ruf Yuniarno, M.A, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah positif dalam memperkenalkan siswa pada kearifan lokal yang sering kali terlupakan. "Ubi jalar bukan hanya tanaman pangan, tetapi juga bagian dari identitas budaya kita. Dengan menanamnya, siswa diharapkan dapat lebih mengenal dan menghargai kearifan lokal yang ada di sekitar mereka," ujar beliau.

Selama kegiatan berlangsung, para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melaksanakan berbagai tugas, mulai dari menyiapkan lahan, menanam bibit, hingga mendesain kebun dengan sentuhan estetika tradisional. Penanaman ubi jalar ini  menggunakan media karung untuk meminimalisir lahan. Para guru pembimbing, Ibu Rochma dan Ibu Diyan, memberikan arahan serta pengetahuan tentang bagaimana ilmu pengetahuan dan seni dapat saling melengkapi dalam proses penanaman ini.

Projek ini tidak hanya fokus pada aspek pertanian, tetapi juga pada pemahaman budaya lokal. Siswa diajak untuk berdiskusi mengenai sejarah ubi jalar di Indonesia, khususnya di Yogyakarta, serta peran tanaman ini dalam kehidupan masyarakat setempat. Hal ini dilakukan untuk memperkuat keterikatan mereka dengan budaya lokal dan mendorong rasa bangga akan warisan budaya yang dimiliki.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan ilmiah dan keterampilan praktis, tetapi juga mampu mengembangkan sikap menghargai kearifan lokal yang ada di sekitar mereka. "Melalui projek ini, siswa diharapkan dapat memahami bahwa ilmu pengetahuan dan budaya tidak terpisah, tetapi saling berkaitan dan penting untuk dipelajari bersama," kata Ibu Rochma.

Kegiatan penanaman ini juga menjadi awal dari proses pembelajaran berkelanjutan, di mana siswa akan terus memantau pertumbuhan ubi jalar hingga masa panen tiba sembari merawat apa yang mereka tanam. Hasil panen nanti rencananya akan digunakan dalam kegiatan lanjutan yang melibatkan kreativitas siswa dalam mengolah ubi jalar menjadi berbagai produk makanan khas.

Projek ini merupakan salah satu wujud komitmen MTs Muhammadiyah Bantul dalam mengembangkan pendidikan yang berakar pada kearifan lokal serta mempersiapkan generasi muda yang sadar akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya.